Jurnalis Mancing
Advertisement
  • Home
  • Nasional
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Korporasi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Jaka De Bobeta
  • Multimedia
    • Foto
    • Video
  • Ruang Tunggu
  • Komunitas
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Korporasi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Jaka De Bobeta
  • Multimedia
    • Foto
    • Video
  • Ruang Tunggu
  • Komunitas
No Result
View All Result
Jaringan Media Independen
No Result
View All Result
Home Parlemen

Dorong Diversifikasi Minyak Konsumsi, Sultan Minta Pemerintah Perhatikan Industri dan Tata Niaga Kelapa

Perkebunan Kelapa yang Menjadi Komoditas Unggulan Masyarakat Nusantara Harus Kembali Diperhatikan Secara Serius.

by Elvis Sendow
06/01/2023
Dorong Diversifikasi Minyak Konsumsi, Sultan Minta Pemerintah Perhatikan Industri dan Tata Niaga Kelapa
Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

Jakarta, WartaJMI – Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin meminta Pemerintah untuk memberikan perhatian serius terhadap industri perkebunan berikut tata niaga kelapa yang kian terpinggirkan oleh popularitas industri kelapa sawit saat ini.

“Masa depan perkebunan kelapa yang menjadi komoditas unggulan masyarakat Nusantara harus kembali diperhatikan secara serius di tengah hegemoni industri perkebunan kelapa sawit. Belum terlambat bagi Indonesia untuk mengembalikan kejayaan Industri perkebunan Kelapa dan menjadikannya sebagai salah satu komoditas unggulan selain sawit”, ujar mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu melalui keterangan resminya pada Kamis (05/01).

Baca Juga

Jilbab Garuda, Anggota DPD RI: Langgar Hak Konstitusi

Komite III DPD RI Gelar RDPU Inventarisasi RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak

Hasan Basri Nilai Perppu Cipta Kerja Inkonsisten dengan Putusan MK RI

Menurutnya, saat ini Luas perkebunan kelapa terus mengalami penyusutan dan diperkirakan hanya tersisa 3,3 juta Ha dengan hasil produksi hanya mencapai 2,7 juta ton pada 2019-2021. Dan ironisnya adalah Indonesia melakukan impor minyak kelapa mentah senilai 20,23 juta USD atau berkontribusi sebesar 72 persen dari total impor kelapa pada waktu yang sama.

“Artinya, persoalan industri dan tata niaga kelapa tidak boleh diabaikan begitu saja ketika kita sedang menikmati windfall profit sawit. Sangat ironis jika Negeri nyiur melambai dan pemilik pulau kelapa ini justru membayar dan mengkonsumsi produk kelapa dan turunan kelapa dari negara lain”, tegasnya.

Lebih lanjut Sultan menerangkan bahwa salah satu penyebab tingginya angka importasi produk olahan kelapa adalah penyusutan produktivitas kelapa dan kebijakan bebas pajak dan tarif ekspor terhadap kelapa butir. Buah kelapa sebagai bahan baku industri dikenai PPN 10%, sedang ekspor kelapa butir tidak dikenai pajak. Kondisi ini membuat petani memilih ekspor kelapa bulat daripada memasok industri.

“Oleh karena itu, DPD RI secara kelembagaan mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk secara intensif melakukan revitalisasi perkebunan kelapa dan secara tegas menghentikan aktivitas ekspor kelapa butir melalui pemberlakuan skema tarif ekspor dan PPN. Kelapa butir yang dihasilkan oleh masyarakat dan perkebunan harus dipastikan untuk diolah oleh industri pengolahan dalam negeri”, ujar mantan ketua HIPMI Bengkulu itu.

Industri pengolahan minyak kelapa misalnya, kata Sultan, harus dikembangkan untuk mendorong diversifikasi minyak goreng konsumsi dalam negeri. Di samping industri tentu memiliki kontribusi yang besar terhadap penciptaan lapangan kerja dan secara langsung akan meningkatkan nilai tukar petani (NTP) kelapa.

“Kami percaya bahwa agenda hilirisasi kelapa akan mendorong masyarakat dan pelaku usaha perkebunan kembali meningkatkan luas perkebunan dan meningkatkan produktivitas kelapanya. Karena industri perkebunan Kelapa tidak memiliki resistensi terhadap isu pemanasan global dan memiliki prospek yang cerah di masa depan”, tutupnya. ***

Share2Tweet1Send

Related Posts

minyak
Opini

Saham-saham Minyak Melejit?

SAHAM-SAHAM minyak menjadi unggulan untuk dikoleksi. Ada beberapa sebab yang menjadi sentimen penguatan saham-saham minyak. Pertama tentu saja temuan kasus...

Read more
Perkebunan Bagian Utama Sejarah Bangsa
Nasional

Perkebunan Bagian Utama Sejarah Bangsa

Surabaya, WartaJMI - Perkebunan bagian utama sejarah bangsa. Kehadiran bangsa asiang beberapa abad silam juga karena hasil bumi. "Karena hasil...

Read more
Leave Comment
anies

Anies Mulai Diperhitungkan PDIP

ihsg

IHSG Mulai Bangkit, Pasar Bergairah 

indonesia

Indonesia Dua Kali Ikut Piala Dunia U-20

  • pssi

    Ketum PSSI Jangan Seneng Petik Hikmah

    59 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Media Cetak pun Menapaki Jalur Digital

    43 shares
    Share 17 Tweet 11
  • SOP Tepuk Tangan

    43 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Sepak Bola Lahir dari Kandang Kuda

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Menggebah Perusak Konstitusi

    26 shares
    Share 10 Tweet 7

Kanal Berita

  • Bisnis
  • Foto
  • Gaya Hidup
  • Jaka De Bobeta
  • JMI Pedia
  • Komunitas
  • Konservasi
  • Korporasi
  • Multimedia
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Parlemen
  • Reportase
  • ruang tunggu
  • sahamologi
  • Tips & Review
  • Video

About Us

  • Home
  • Profil
  • Disclaimer
  • Kontak Kita

Contact Us

Hubungi redaksi melalui email di bawah ini : [email protected]

© 2022 Jaringan Media Independen | Warta JMI.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Korporasi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Jaka De Bobeta
  • Multimedia
    • Foto
    • Video
  • Ruang Tunggu
  • Komunitas

© 2022 Jaringan Media Independen | Warta JMI.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist