PADA pertengahan tahun depan, Jakarta sudah bukan Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) lagi.
Ya, Presiden Joko Widodo akan mengeluarkan keputusan presiden tentang pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Tepatnya, ke Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
Dengan terbitnya keppres pengesahan pemindahan ibu kota negara itu, sejak itu pula Jakarta tidak lagi disebut daerah khusus ibu kota alias DKI. Penduduk Jakarta tentu harus bersiap-siap mengurus perubahan dokumen kependudukan.
Dapat dipastikan, Jakarta tetap merupakan wilayah administrasi pemerintahan provinsi. Artinya, dipimpin seorang gubernur. Status Jakarta akan sama dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Kelak, lima wali kota dan satu bupati di Jakarta mungkin juga akan dipilih melalui pemilihan kepala daerah alias pilkada, tidak diangkat oleh gubernur.
Dan seperti halnya kota dan kabupaten lain, kota dan kabupaten di Jakarta juga memiliki dewan perwakilan rakyat daerah atau DPRD. Artinya, itu merupakan lowongan kerja baru bagi para politisi di Tanah Air.
Sekadar catatan ringan, artis yang tinggal di Jakarta nanti tidak bisa lagi disebut ‘artis Ibu Kota’.
Pada Oktober 2024 masa jabatan Joko Widodo sebagai presiden dua periode berakhir. Jokowi pastilah tidak ingin presiden berikutnya tidak melanjutkan proyek Ibu Kota Nusantara di Sepaku. Itu pula sebabnya Jokowi memberi dukungan (terutama) kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Ganjar sudah lama gencar mempromosikan diri ke berbagai daerah. Para relawan Ganjar juga getol melakukan berbagai kegiatan guna mengegolkan Ganjar sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Padahal, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ingin mencapreskan putrinya, Puan Maharani.
Akan halnya Prabowo, mungkin posisinya sebagai cadangan jika Ganjar gagal menjadi capres. Dan Prabowo terus berikhtiar mengambil hati Jokowi, antara lain dengan memuji kerja Jokowi dan melakukan pendekatan ke anak Jokowi Gibran Rakabuming Raka dan menantu Jokowi. Bobby Nasution.
Tentu saja, Jokowi ingin dicatat sebagai presiden paling yahud. Dia perlu ‘legacy’.