Jurnalis Mancing
Advertisement
  • Home
  • Nasional
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Korporasi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Jaka De Bobeta
  • Multimedia
    • Foto
    • Video
  • Ruang Tunggu
  • Komunitas
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Korporasi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Jaka De Bobeta
  • Multimedia
    • Foto
    • Video
  • Ruang Tunggu
  • Komunitas
No Result
View All Result
Jaringan Media Independen
No Result
View All Result
Home Opini

Gus Etho

Gus Etho, Nama Baru, Sesuai Tradisi Kalangan Nahdhiyyin

by Hilal
08/02/2023
gus etho
Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

BUKAN hanya tahu bulat yang digoreng dadakan. Ini juga dadakan: Gus Etho. Lengkapnya Erick Thohir. Ketua Panitia #1Abadnahdhatululama. Perayaan satu abad NU berjalan lancar. Semarak. Gemerlap.

Gus Etho, nama baru, sesuai tradisi di kalangan nahdhiyyin. Untuk orang yang dihormati disapa gus. Ini harus tepat penulisannya. 

Baca Juga

Anies Mulai Diperhitungkan PDIP

IHSG Mulai Bangkit, Pasar Bergairah 

Menunggu Recovery Bursa yang Remuk Redam 

Kalau kebanyakan huruf “U” juga tidak pas. Guus Hiddink, nih asli orang Belanda. Pelatih timnas Belanda di Piala Dunia 1998 di Prancis. Kemudian, pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2002.

Itu satu-satunya guus yang bukan warga NU.  

Biasanya yang mendapat julukan gus, anak-anak kiai. Pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari anak-anaknya hingga cucunya dipanggil gus. Yang paling ngetop Gus Dur. Aneh tentunya ketika kita memanggil Kiai Dur. Lebih pas dan lebih tepat Gus Dur.

Abdurrahman Wahid, lebih suka dipanggil Gus Dur daripada Kiai Dur. Mengapa? Ada alasannya.

Sebutan kiai itu terlalu agung dan tinggi bagi Gus Dur. 

“Saya sih lebih seneng dipanggil gus! Sebutan kiai terlalu berat buat saya,” kata Gus Dur. “Kiai itu kan harus kuat tirakat. Makan sedikit. Tidur sedikit. Ngomong juga sedikit.”

“Nggak kuat saya,” tegas Gus Dur.

“Enakan jadi gus saja. Dikit-dikit makan. Dikit-dikit tidur. Dikit-dikit ngomong…!”

Sebagai pemula, enaknya memang kita panggil Gus Etho. Bukan Kiai Etho.

Ibarat pemain bola, Gus Etho ini pemain naturalisasi. NU naturalisasi. Dia besar di Tebet, Jakarta Selatan. Namun, besar dan melanjutkan SMA di Amerika, hingga S2.

Jadi dia NU-SA. Nahdatul Ulama State of America. NU cabang Amerika.

Mengapa NU? 

Pertanyaan menarik. NU itu sifatnya terbuka terhadap siapa pun. Sehingga Gus Etho bisa masuk di lingkungan NU lebih mudah diterima. Kalau Muhammadiyah dan Persis, dua organisasi Islam yang juga mengakar, mungkin agak sulit diterima.

Kiai-kiai NU itu kiai langitan yang tidak lupa menginjak bumi. Secara hakekat, mereka kaum langitan, tapi syariatnya di akar rumput. Rahmatan lil a’lamin.

Karena itulah NU lebih mudah menerima orang luar dibandingkan Muhammadiyah dan Persis.

Menarik tentunya, menanti kiprah Gus Etho selanjutnya di NU. Misalnya membuat BUMNU. Badan Usaha Milik Nahdhatul Ulama.

Gus Dur pernah melakukan ini pada 1990 menggandeng Bank Summa. Namun, salah manajemen sehingga kegiatan ekonomi umat dengan Bank Summa tidak berjalan.

Di tangan Gus Etho. Yang belajar kitab kuning babul muamalah wal mudharabah di AS tentu saja bisa terwujud pemberdayaan ekonomi warga NU. Baik sebagai objek, maupun subjek.

Tapi ini baru sebatas harapan. Dan, berharap boleh-boleh saja. Toh Gus Etho pun, masih ada di permukaan. Baru sebatas bajunya NU. Perlu waktu untuk meresapkan nilai-nilai NU dalam desah dan denyut keseharian Gus Etho. Agar apa? Agar NU tak hanya sebatas bungkus.

Matanya NU. Lidahnya NU, bicaranya NU.

Nah, mata mungkin sudah NU. Melihat massa yang besar, mata segera menangkap sebagai peluang.

Lidah dan bicara seperti NU yang susah. Tentu saja. Dan ini terlihat di akhir pidato Gus Etho. Dia tidak fasih membaca kalimat Wallahul muwaffiq ila aqwamit-tharieq Wassalamu Alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Terasa benar NU naturalisasinya di sini. Di unggahan twitter @mellytriany pada 7 Februari, terdengar kurang fasih dan tidak tepatnya Gus Etho melafalkan akhir sambutannya.

Lebih baik tentunya membaca yang dikuasai saja. Tapi, Gus Etho ingin lebih dalam ke NU. Ke jantung. Walau akhirnya menuai kritik di medsos.

Sebelumnya, akhir sambutan didahului dengan Wabillahittaufik Wal Hidayah…. dst. Namun, karena hampir semua umat Islam di Indonesia menggunakan kalimat ini, terasa kurang khusus bagi NU. 

Karena itu sebagai identitas, NU menciptakan salam penutup khusus: Wallahul muwaffiq ila aqwamit-tharieq. 

(“Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya.”)

Seperti diunggah situs NU, lafal ini cukup sulit diucapkan orang-orang non-NU.

Selamat datang pemain naturalisasi, eh… NU naturalisasi.***

Share3Tweet2Send

Related Posts

etho
Olahraga

Pidato Pertama Etho Pukul 21.00 WIB

Jakarta, WartaJMI - Euforia kemenangan Etho (Erick Thohir) masih terasa sejak terpilih menjadi Ketua PSSI pada siang hari, Kamis (16/2/2023)....

Read more
etho
Olahraga

Etho Disambut MARI, ABBA, BOLA

ETHO atau Erick Thohir terpilih menjadi Ketua PSSI periode 2023-2027. Dari 86 voter, 46 suara diraih Erick, sisanya suara untuk...

Read more
Minat Kerja di BUMN?  Ikuti  Rekrutmen Bersama BUMN (RBB) 2022 Batch 2
Komunitas

Akhirnya, Erick Thohir Terpilih Sebagai Ketua PSSI

Jakarta, WartaJMI --- Erick Thohir dinyatakah sah menjadi Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Mantan Presiden Klub Inter Milan tersebut berhasil...

Read more
Leave Comment
anies

Anies Mulai Diperhitungkan PDIP

ihsg

IHSG Mulai Bangkit, Pasar Bergairah 

indonesia

Indonesia Dua Kali Ikut Piala Dunia U-20

  • pssi

    Ketum PSSI Jangan Seneng Petik Hikmah

    59 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Media Cetak pun Menapaki Jalur Digital

    43 shares
    Share 17 Tweet 11
  • SOP Tepuk Tangan

    43 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Sepak Bola Lahir dari Kandang Kuda

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Menggebah Perusak Konstitusi

    26 shares
    Share 10 Tweet 7

Kanal Berita

  • Bisnis
  • Foto
  • Gaya Hidup
  • Jaka De Bobeta
  • JMI Pedia
  • Komunitas
  • Konservasi
  • Korporasi
  • Multimedia
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Parlemen
  • Reportase
  • ruang tunggu
  • sahamologi
  • Tips & Review
  • Video

About Us

  • Home
  • Profil
  • Disclaimer
  • Kontak Kita

Contact Us

Hubungi redaksi melalui email di bawah ini : [email protected]

© 2022 Jaringan Media Independen | Warta JMI.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Korporasi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Jaka De Bobeta
  • Multimedia
    • Foto
    • Video
  • Ruang Tunggu
  • Komunitas

© 2022 Jaringan Media Independen | Warta JMI.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist