USIANYA sudah tidak muda lagi untuk wara-wiri sebagai striker. Cristiano Ronaldo, 37 tahun, sudah sangat sepuh untuk jadi pencetak gol.
Menjadi striker perlu banyak tenaga yang diobral. Lari ke sana ke sini mencari posisi dan waktu yang tepat untuk mencetak gol.
Uangnya yang banyak, 160 juta US dolar, tak mampu membeli umur. Ia berlatih keras mempertahankan performa. Namun, tetap saja, ia tidak mampu melawan tua. Kecepatannya, mulai berkurang. Reaksinya melamban. Emosinya saja yang bertambah.
Usia tinggal usia. Mungkin itu hanya deratan angka. Toh, ia menikmati sisa-sisa kekuatannya di lapangan. Lari ke sana ke sini, mengejar bola. Masih bisa mencetak satu gol ke gawang Ghana yang dikalahkan Portugal 3-2.
Namanya menorehkan sejarah sebagai pemain pertama yang selalu mencetak gol di lima Piala Dunia sejak 2006, mengalahkan Pele, Miroslave Klose, Uwe Seeler.
Ia sadar ini Piala Dunia 2022 terakhir baginya. Empat tahun mendatang mungkin ia masih hadir di Piala Dunia, tapi sebagi turis.
Catatannya sebagai pemain depan cukup cemerlang. Sejak Piala Dunia Jerman 2006 hingga Qatar 2022 ia sudah mencetak 8 gol.
Ia ingin menambah rekor agar porto folionya makin cemerlang. Karena itulah, ia bersorek merayakan gol di laga kontra Uruguay. Sempat tertulis Cristiano Ronaldo sebagai pencetak gol. Beberapa detik kemudian diubah, gol itu milik Bruno Vernandez.
Netizen dunia mengolok-olok Ronaldo. Dia kalem. Terlihat memang Ronaldo tidak menyentuh sama sekali umpan Bruno Vernandez walaupun ia melompat menjangkau bola.
Ronaldo ingin sekali mencetak gol di laga itu, untuk menyamai rekor pendahulunya, Eusebio (9 gol).
Apa daya, ia tidak mampu mencetak satu gol pun. Doa gol kemenangan Portugal diborong Bruno Vernandes.
Satu ambisinya lagi, Ballon d’OR. Ronaldo baru 5 kali Ballon d’Or, seterunya Lionel Messi sudah 7 kali meraih penghargaan bergengsi yang diberikan Majalah French Football sejak 1956.
Dua pesepak bola ini paling banyak penggemarnya di seluruh dunia. Messi dijagokan karena gecekannya yang penuh pesona. Sepak bola dipertontonkan Messi tidak hanya otot, tapi otak.
Ronaldo menggabungkan otak dan otot. Otaknya digunakan untuk mencari posisi dan timing yang pas untuk strike bola. Ia kerap pamer six pack perutnya. Ia dikenal pula tukang tanduk. Lompatannya sempat diukur, 71 cm. Dengan tinggi badan 185, ia mampu menjangkau bola yang terbang 2,56 meter. Perpaduan yang sempurna.
Urusan lompat Messi kalah. Tapi, kaki kidal Messi seakan punya mata. Lawan yang menjaga akan dibuat bulan-bulanan. Dan mata di kaki Messi benar-benar mata elang. Sanggup menjangkau area paling sulit untuk ditangkap kiper. Dia tidak perlu kekuatan, tapi perlu kecerdasan.
Dunia membandingkan keduanya. Namun sampai kapan pun mereka tak bisa dibanding-bandingkan. Kelebihan Messi menjadi kekurangan Ronaldo. Kelebihan Ronaldo menjadi kelebihan Messi.
Andai gen dua orang ini dikloning dalam satu orang. Hasilnya akan luar biasa. Akan menjadi pemain yang kuat larinya, kuat fisiknya, namun tajam intuisi, dan improvisasi di lapangan.
Bola tidak kering di kaki mereka. Bola menjadi syair yang indah. Mereka pujangga sepak bola yang menulis dengan bola.
Sayangnya, keduanya belum pernah mengangkat trofi Piala Dunia. Betapa pun hebatnya Messi, ya hanya di Barcelona, dan PSG klubnya sekarang. Ronaldo juga dikagumi tapi ya hanya di Real Madrid dan Manchester United.
Dan usia keduanya tidak lagi muda. Ini menjadi Piala Dunia terakhir. Bagi Messi ya bagi Ronaldo.
Anda pilih Ronaldo dan Pro Tegal yang juara? Atau Messi dan Argentina yang juara?
Semoga mereka mampu menggenapi torehan-torehan rekor itu dengan mengangkat trofi Piala Dunia. Sekali ini saja. ***