Jurnalis Mancing
Advertisement
  • Home
  • Nasional
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Korporasi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Jaka De Bobeta
  • Multimedia
    • Foto
    • Video
  • Ruang Tunggu
  • Komunitas
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Korporasi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Jaka De Bobeta
  • Multimedia
    • Foto
    • Video
  • Ruang Tunggu
  • Komunitas
No Result
View All Result
Jaringan Media Independen
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup

Siberian Kiwi Layani Buckwheat, Makanan Diaspora Asal Eropa Timur dan Asia Utara

Dalam sebuah ulasan The American Journal of Cardiology ternyata buckwheat  baik  untuk kesehatan,  pencernaan dan penderita diabetes.

by E. Sumardi
17/11/2022
Siberian Kiwi Layani Buckwheat, Makanan Diaspora Asal Eropa Timur dan Asia Utara
Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

Baca Juga

Keseruan Bermain Game dalam Festival Pokemon Go di Jakarta

Pameran Foto Inklusi Disabilitas Peringati Hari HAM Sedunia 2022

Ada Solar Charging Station, Kini Pengguna MRT Bisa Isi Baterai Ponsel di TOD Dukuh Atas

Denpasar, WartaJMI —  PT Pangan Dewi Laksmi (PDL) yang memasarkan merek Siberian Kiwi menyediakan produk unggulan, sehat dan bernutrisi tinggi seperti buckwheat (fagopyrum esculentum), biji-bijian utuh yang dibawa langsung dari pegunungan Siberia, Rusia.  Diketahui, buckwheat merupakan  jenis gandum utuh bernutrisi tinggi yang termasuk jenis gandum yang tidak tumbuh di rumput (pseudosereal).
Perusahaan rintisan (startup)  berbasis di Denpasar, Bali tersebut menyediakan makanan pokok bagi masyarakat diaspora asal Eropa Timur dan Asia Utara, sejak Oktober 2019. Masyarakat tersebut merupakan penutur Bahasa Slavia yaitu diaspora asal Ukraina, Rusia, Belarusia, Uzbekistan, Latvia, Lithuania, Moldova, Kazakhstan, dan lainnya.
 “Sekitar 70 persen pelanggan tetap kami adalah WNA asal Eropa timur yang berbicara dengan Bahasa Rusia. Dengan penjualan sekitar 1,3 ton perbulan dan terus berkembang pesat, saat ini kami tercatat sebagai market leader untuk produk-produk buckwheat di Indonesia,” ujar founder Siberian Kiwi, Jody Taylor, (16/11/2022).
Hingga Oktober 2022, penjualan Siberian Kiwi mampu mencetak pertumbuhan empat kali lipat dibandingkan dengan Oktober 2021.  Kini, Siberian Kiwi memiliki lebih dari 2,000 pelanggan, baik pelanggan individu atau bisnis (toko, restoran, dan sebagainya).
“Mayoritas pelanggan Siberian Kiwi menurut Jody merupakan konsumen individual dan 70 persen diantaranya  adalah perempuan. Pelanggan domestik juga tercatat terus bertumbuh dan saat ini mencapai lebih dari 15 persen dari total basis konsumen. Peningkatan tersebut seiring dengan meningkatnya tren untuk diet hidup sehat,’ jelas Jody.
Dalam Bahasa Slavia, lanjut Jody, buckwheat dikenal dengan nama “grechka”. Adapun di daerah asalnya buckwheat menjadi makanan pokok sehari-hari dengan pengolahan yang sederhana. Beragam cara pengolahan buckwheat,  mulai dari direbus seperti nasi, atau direndam untuk campuran jus buah dan sayur. Selain itu, buckwheat  juga dapat diolah menjadi tepung untuk bahan dasar pembuatan pancake, roti, dan mie bebas gluten.
Dalam sebuah ulasan The American Journal of Cardiology ternyata buckwheat  baik  untuk kesehatan,  pencernaan dan penderita diabetes. Kandungan gandum utuh di dalamnya ternyata mengandung serat dan vitamin B3 yang berperan menyehatkan jantung.
Terdapat hubungan antara pola makan tinggi gandum utuh dengan menurunnya risiko penyakit jantung. Kandungan serat dalam buckwheat mampu  menurunkan kadar kolesterol sehingga bisa menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, stroke, maupun obesitas.
Tak hanya itu, buckwheat  juga dinilai mampu meningkatkan sistem pencernaan tubuh. Kandungan  serat dalam  buckwheat membantu usus untuk mencerna makanan lebih efisien dan melancarkan pergerakkan makanan dalam saluran pencernaan. Begitu pula kandungan vitamian B3 dalam buckwheat juga dianggap bisa mengubah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang bisa digunakan oleh tubuh.
Mengonsumsi buckwheat  yang mengandung karbohidrat kompleks juga dapat mengontrol penyakit diabetes. Diketahui, tubuh kita perlu waktu yang lebih lama untuk memecah karbohidrat kompleks. Proses ini dapat memperlambat pencernaan dan menjaga kadar gula darah tetap stabil untuk waktu yang lebih lama.(***)

Share2Tweet2Send

Related Posts

bursa
Opini

Menunggu Recovery Bursa yang Remuk Redam 

MUNGKIN tak pernah menyangka jika di kuartal pertama tahun ini kondisi bursa akan mengalami tekanan. Nilai, volume dan frekuensi transaksi turun...

Read more
Leave Comment
anies

Anies Mulai Diperhitungkan PDIP

ihsg

IHSG Mulai Bangkit, Pasar Bergairah 

indonesia

Indonesia Dua Kali Ikut Piala Dunia U-20

  • pssi

    Ketum PSSI Jangan Seneng Petik Hikmah

    59 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Media Cetak pun Menapaki Jalur Digital

    43 shares
    Share 17 Tweet 11
  • SOP Tepuk Tangan

    43 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Sepak Bola Lahir dari Kandang Kuda

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Menggebah Perusak Konstitusi

    26 shares
    Share 10 Tweet 7

Kanal Berita

  • Bisnis
  • Foto
  • Gaya Hidup
  • Jaka De Bobeta
  • JMI Pedia
  • Komunitas
  • Konservasi
  • Korporasi
  • Multimedia
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Parlemen
  • Reportase
  • ruang tunggu
  • sahamologi
  • Tips & Review
  • Video

About Us

  • Home
  • Profil
  • Disclaimer
  • Kontak Kita

Contact Us

Hubungi redaksi melalui email di bawah ini : [email protected]

© 2022 Jaringan Media Independen | Warta JMI.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Korporasi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Jaka De Bobeta
  • Multimedia
    • Foto
    • Video
  • Ruang Tunggu
  • Komunitas

© 2022 Jaringan Media Independen | Warta JMI.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist